Kebakaran Diduga Korsleting Listrik dan Lilin

Monday, April 5, 2010 |

BONDOWOSO - Penyebab kebakaran yang menghanguskan lima toko yang berlokasi di Jalan RE Martadinata Bondowoso masih menjadi teka-teki. Hingga kemarin pagi, polisi masih menyelidiki dan belum dapat memastikan penyebab terbakarnya Toko Balita Jaya, Efrata, Madu Rasa, Madiun Jaya, dan Pangestu.

Kasatintelkam AKP Adi Sutrisno yang turun langsung bersama puluhan anggota Polres Bondowoso mengamankan proses pemadam api oleh petugas PMK dari Sabtu (3/4) malam pukul 21.00 hingga kemarin dini (4/4) pukul 02.00 menyatakan, polisi belum berani memastikan penyebab kebakaran. "Penyebab kebakaran masih proses penyelidikan," katanya.

Tapi mantan Kapolsek Tenggarang tidak membenarkan dan menyalahkan dugaan sementara bahwa penyebab kebakaran karena arus pendek listrik. Apalagi, sebelum kebakaran, kata dia, beberapa saksi sempat melihat ada percikan api dari dalam Toko Balita Jaya sebelum kebakaran terjadi. "Dugaan sementara penyebab kebakaran karena arus pendek listrik. Tapi untuk memastikan penyebabnya, kita tunggu penyelidikan dari tim labfor," ujarnya.

Selain dugaan hubungan pendek arus listrik, informasi berkembang di masyarakat menyebutkan, terjadinya kebakaran diduga berasal dari nyala api lilin di lantai dua Toko Balita Jaya. Dugaan ini bisa benar, karena sebelum terjadinya kebakaran, listrik di kawasan kota Bondowoso pada Sabtu (3/4) petang padam sejak pukul 15.00 hingga 19.00. "Saat listrik padam, warga banyak yang menerangi dengan lilin. Kemungkinan lilin menyala di lantai dua Toko Balita Jaya lupa dimatikan saat listrik menyala dan toko ditutup," kata seorang saksi mata yang namanya dikorankan.

Sementara itu, pantauan RJ sejak kemarin dini pukul 02.00 hingga kemarin pagi pukul 08.00, bara api di lima toko yang terbakar belum mati total. Namun, kemarin pagi pukul 09.00, bara api mati total setelah petugas pemadam dan BLH Bondowoso melakukan penyemprotan lagi dengan disaksikan ratusan warga yang masih penasaran melihat lima toko ludes terbakar.

Di sisi lain, petugas PLN mulai pukul 08.30 kerja maraton memperbaiki kabel listrik yang terbakar. Akibatnya, listrik di beberapa kawasan di kota Bondowoso padam sejak pukul 08.30 kemarin pagi. Hingga berita ini ditulis kemarin sore pukul 15.30, kabel listrik yang terbakar masih dalam perbaikan. (ido/eko)

sumber : radarjember

Read More......

Borobudur A Wonder Of Indonesian History

Thursday, March 25, 2010 |


Borobudur temple is an ancient site once considered one of the world’s seven wonders. Built in the 9th century, this temple has Gupta architecture of India's influence. Constructed on a hill about 46 meters high, Borobudur has about 55,000 m3 of stones. And it was built without using any kind of cement or mortar at all! The structure's like a massive interlocking Lego blocks without any glue. And it stays strong and firm even after going through ten centuries until it was rediscovered in 1815, buried under volcanic ashes.

Getting There
Borobudur is only 1 hour away by car from Jogjakarta. You can either join a tour or rent a car to this spot. During your journey to Borobudur, you can also enjoy the fresh cool air of Magelang city with its roads lined with big and shady trees. Borobudur itself stands tall against the Menoreh mountain range that surrounds it. Entering the temple compound is easy. You can do it on foot. Or you can chart a cart (pulled by a horse) at a reasonable price.

Getting Around
Explore this site on foot. Climb this magnificent temple and marvel at various carvings on the stone around you. For visitors with children, you will not want to miss the massive green grass around Borobudur site. You will certainly miss a great experience if you visit the great temple without knowing its history and importance which are captured on its many reliefs. There are also guides to walk you around as they explain the history of this site, built during the Syailendra dynasty, for only Rp50 thousand (about US$5.00). Many philosophies can be studied about the meaning of life from the reliefs of this temple. To save money, you may choose to walk through Green Park from the entrance. Although there may be many vendors who would chase and offer you souvenirs, they would do so in an orderly manner. Regulation says that they are not allowed to disturb visitors.

To Do
For better understanding of this temple, you can join a tour or hire a licensed tour guide here. Marvel at the magnificent view. Climb the temple to reach the top, where you can see an vacant space signifying emptiness as completion. Feel the wind blowing gently. Try that Titanic pose if you want. This temple won't be hitting any icebergs.

To Stay
You can choose the many inns and hotels in Jogjakarta, from a simple bed & breakfast to starred hotels. Just look at our Travel Directory and search for hotels in DI Jogjakarta.

To Eat
Jogjakarta is your best bet for some chow time. Read our Jogjakarta's Dining Guide for more information.

Tips
  • Come during a full moon. Once a year, the Waisak festival is held under a full moon. Waisak is a Buddhist holiday for holding prayers. There will be special ceremonies. If you're into cultural festival, this is the best time to visit.
  • Dress lightly and comfortably.
  • Hire a licensed tour guide, so you'll get better information.
  • During a dry season, you should wear a hat or an umbrella for protecting yourself from the sun or the occasional shower. You can rent one forRp2,000 (about US $0.18)
http://www.indonesia.travel

Read More......

Tangkap TO Curwan di Warung

Sunday, February 21, 2010 |

BONDOWOSO - Polres Bondowoso meningkatkan operasi perburuan terhadap para pelaku tindak kriminal yang menjadi target operasi (TO) polisi. Setelah pekan lalu membekuk tiga residivis pencurian hewan (curwan), Jumat anggota Resmob menangkap lagi pelaku curwan yang menjadi target operasi (TO) polisi.

Dia adalah Diyono, 25, warga Desa Karangsengon, Kecamatan Klabang. Dia ditangkap polisi di Jalan Raya Desa Wonokusumo, Kecamatan Tapen, saat duduk di depan sebuah warung kecil. "Penangkap TO curwan ini adalah bagian dari Operasi Tumpas Raung 2010 yang digelar Polres Bondowoso tahun ini," kata Kaur Bin Ops II Satreskrim Polres Bondowoso Iptu Suyitno.

Pelaku menjadi TO polisi sejak akhir Januari lalu. Dia berhasil melarikan diri dari kejaran polisi setelah bersama rekannya Muklis mencuri sapi milik warga Desa Sumbercanting Kecamatan Klabang pada 28 Januari lalu yang kini mendekam di Lapas Kelas II A Bondowoso. "Dari pengakuan Muklis ini, akhirnya kami menangkap Diyono," ujar Suyitno.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Bondowoso AKP Bambang Setiawan mengungkapkan, Diyono diduga menjadi anggota kawanan pelaku curwan antarkota di Eks Karesidenan Besuki. Sebab, setiap menjalankan aksinya, dia tidak sendirian.

Seperti aksinya di Klabang saja menurut Bambang, pelaku diduga melakukan tidak sendirian. Selain dengan Muklis, dia kemungkinan melakukan dengan dua rekannya lagi yang masih dalam pengejaran polisi. (ido)
sumber:radar jember

Read More......

Mencintai Tanaman lewat Permainan

|

JEMBER - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan pada tanaman dan lingkungan. Salah satunya melalui lomba yang digelar MGPM Biologi Jember. Bertajuk Botanical Game, puluhan pelajar SMA se-Jember dan Bondowoso menjelajah lokasi Taman Botani Sukorambi, sambil mengidentifikasi berbagai jenis tanaman di sana.

Dalam kegiatan ini, para pelajar harus mengikuti serangkaian kegiatan mulai dari mendefinisikan dan mengklasifikasikan tanaman tertentu hingga menjelaskan lebih rinci tentang morfologi tanaman. Mulai dari akar sampai daun. Selanjutnya, mereka juga diminta menjelaskan tentang ekosistem yang terdapat di Taman Botani Sukorambi, sekaligus menyebutkan anggota masing-masing ekosistem tanaman tersebut.

"Yang jelas soalnya banyak dan kami kecapekan. Karena harus mencari banyak pos," kata Ajeng, peserta dari SMA Muhammadiyah 1 Rambipuji.

Dia menambahkan, dalam kegiatan ini, setiap peserta bekerja dalam bentuk tim dan harus bekerja sama dalam menyelesaikan semua soal yang ada. Meski banyak soal yang harus dikerjakan, Ajeng, mengaku senang mengikuti kegiatan ini. Karena selain menambah pengalaman, sekaligus melatih diri untuk mengenal dan memahami tumbuhan serta lingkungan.

"Kalau soalnya memang banyak yang mudah. Tapi, daerah ini kan cukup luas, pohon-pohonnya tersebar di mana-mana. Makanya kami capek," sambung Ida dari SMAN 1 Umbulsari.

Botanical Game yang dilaksanakan Sabtu kemarin, merupakan kegiatan kedua yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Tahun sebelumnya, juga dilaksanakan di Taman Botani. Ini mengingat, Taman Botani tidak saja menyediakan wahana hiburan, tapi memiliki koleksi beragam tanaman. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan pelajar dalam proses pengenalan berbagai jenis tanaman. Sekaligus sebagai laboratorium mini yang kaya akan plasma nutfah. Khususnya, tanaman tropis Indonesia. (lie)

sumber: radar jember

Read More......

Polisi Berjaga-jaga

Monday, February 15, 2010 |

Terkait Adanya Isu Aduan Sapi di Sekarputih

BONDOWOSO - Isu bakal digelarnya acara aduan sapi di Lapangan Kironggo Sekarputih, sebelah kantor Kecamatan Tegalampel, membuat polisi berjaga-jaga ketat.

Namun hingga Minggu sore kemarin, aduan sapi yang katanya digelar hari itu, ternyata hanya isapan jempol.

Meski begitu, polisi tidak mau kecolongan, puluhan polisi terjun ke lokasi sejak pagi untuk mengantisipasi bila ada warga yang mengadu sapinya. Ternyata, kabar adanya aduan sapi sekadar isu. "Sejak pagi, saya ada di lokasi. Tidak ada aduan sapi di sini. Tidak ada aduan sapi. Hanya kabar bohong saja," ujar Kasat IPP AKP Adi Sutrisno kepada RJ.

Sebelumnya, Sabtu malam sudah terdengar isu santer bahwa Minggu pagi bakal ada acara aduan sapi di lapangan Sekarputih. Sehingga, masyarakat sekitar, banyak yang membicarakan soal Aduan Sapi.

Namun begitu, ada beberapa masyarakat yang sempat pergi ke lapangan untuk melihat situasi. "Setelah itu, mereka pulang karena memang tidak ada aduan sapi," ujar seorang warga kepada RJ. (eko)


Read More......

Kerahkan Empat Alat Fogging

|

Dinkes Cegah Meningkatnya Pasien DB

BONDOWOSO - Masih banyaknya masyarakat yang terserang penyakit demam berdarah (DB), membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bondowoso semakin gencar melakukan pengasapan atau fogging di desa dan kelurahan yang masuk kategori endemi DB.

Jika Januari lalu, petugas dinkes fogging menggunakan maksimal dua alat fogging atau fogger, kini mengerahkan lebih dari dua alat fogging sekaligus.

Seperti pengasapan di kelurahan Tamansari , Kademangan, Badean, dan Blindungan kemarin, dinkes langsung mengerahkan empat petugas fogging. "Ini kami lakukan agar pengasapan untuk membunuh jentik-jentik nyamuk penyebar penyakit DB berjalan lebih efektif," kata Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes, Haris, kemarin.

Pengasapan dengan mengerahkan empat alat fogging sekaligus ini, dilakukan di rumah warga, musala dan masjid, serta gedung sekolah. Tak luput juga, selokan, saluran air yang tergenang, tempat sampah, dan halaman rumah yang ditumbuhi dilakukan pengasapan.

Selama pengasapan, menurut Haris, pihaknya juga sosialisasi kepada warga tentang gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pentingnya 3M yaitu menguras, menutup dan mengubur barang-barang bekas yang menjadi sarang nyamuk Aedes aegepty. Berdasarkan catatan dinkes, selama Januari 2010, warga yang terserang DB mencapai 164 orang dan Februari sampai kemarin pasien DB mencapai 11 orang. (ido)

sumber : radar jember

Read More......

Mount Bromo: Witnessing The Fascinating Sunrise

Friday, February 12, 2010 |

When you visit East Java, don't forget to visit Mount Bromo to see the sunrise. Many domestic and foreign tourists visit Bromo to see the sunrise from one of the highest mountains on Java island (2,392 meters above sea level).

Mount Penanjakan (2,770 meter above sea level) is an ideal location to see the sunrise slowly from the east at about 04:30-05:30 am as night clouds slowly disappear and are replaced with a dim sunlight. Next, yellowish red light appears slowly to form a golden half ball. Watching the sunrise with a cup of hot coffee or tea and a cool wind flowing will provide a special sensation.

Getting There
To reach Mount Bromo, you can take an airplane to Juanda airport in Surabaya. From there, continue your journey to Mount Bromo by booking with a travel agent, or plying the Surabaya-Pasuruan-Wonokitri-Mount Bromo route. The journey will take 2 to 3 hours. It is best for you to leave Surabaya at 23:00-24:00 in order to arrive on time.

Getting Around
From Mount Penanjakan, you could see the beautiful panorama of mount semeru, the highest mountain on Java Island, and the large desert around Mount Bromo. You could also see a Yadnya Kasada or Kasodo ritual performed by the local Tengger tribe in Luhur Poten Temple on Mount Bromo.

To Do
The Kasodo ritual is usually performed in September-October to ask for abundant harvests and recovery from diseases. This procession is usually performed at midnight during a full moon. One group of Tengger provide ritual offerings at Bromo cauldron, while another group walk down the canyon to catch the offerings as a symbol of the God's blessings.

To Stay
The Mount Bromo area has simple hotels where you could stay. Please don't forget to bring a camera or handycam so you can capture the natural beauty with your friends.

To Eat
If you forget to bring food, restaurants near Mount Bromo open starting from 3 am onwards. They generally provide various types of Indonesian traditional dishes such as Ketoprak, fried rice, Rujak Cingur, Bandrek, etc.

Tips
The temperature at Mount Bromo ranges from 3 to 20 degrees Celsius but the temperature may be several degrees below zero during the hot season. If you can’t stand cold weather, you should bring a jacket, gloves and a head cover or cap.


Read More......

RSD Koesnadi Penuh Pasien

|

BONDOWOSO - Masyarakat Bondowoso yang terserang penyakit demam berdarah atau demam dengue (DBD) mengalami peningkatan signifikan. Akibatnya, kamar-kamar pasien rawat inap di RSD dr Koesnadi penuh sesak.

Demikian pula sejumlah rumah sakit swasta yang ada di Bondowoso, seperti RS Kusuma Bakti dan RS Bhayangkara. Hampir semua kamarnya penuh dengan pasien yang menjalani perawatan.

Direktur RSD Dr Koesnadi drg Imam Sosialis menyatakan, banyak pasien yang rawat inap di RSD Koesnadi. "Mereka kebanyakan dirawat inap di RSD," katanya.

Dari pengamatan RJ di beberapa rumah sakit lain, seperti RS Bhayangkara dan RS Kusuma Bakti, juga tampak penuh pasiennya. "Di sini, penuh dengan pasien. Sebagian besar adalah pasien Demam Berdarah," kata dr Joko Sulistyono.

Bahkan, Mus, 50, salah seorang pasien DB, harus bingung mencari rumah sakit. Sehingga, dia hanya bisa pasrah saja. Menunggu perintah dari dokter. "Akhirnya, saya dikirim ke ruangan di RS Kusuma Bakti. Sebab, yang lain sudah penuh," katanya.

Hal serupa diungkapkan Rifai pasien DB. Ia juga ikut bingung karena beberapa rumah sakit besar di Bondowoso penuh dengan pasien. "Sehingga, saya disarankan untuk rawat inap di sebuah puskesmas yang ada di Bondowoso," katanya. (eko)

sumber : radar jember

Read More......